TopMenu

Rabu, 20 Februari 2013

Golongan Darah O, Buku Personality Plus dan Komunikasi Antar Pribadi

Saya yakin sudah banyak yang membaca buku yang ditulis oleh Florence Littauer ini. Buku ini terbit tahun 1996. Sudah lama, ya. Dan saya baru membacanya! Biasa, saya tinggalnya kan di planet lain. :)


Saya sudah sering mendengar tentang buku ini. Bahkan istilah-istilah yang ada di buku ini juga sudah bertebaran di seminar, pelatihan, bahkan di sosmed. Ingatkan, ya, dengan istilah sanguinis, koleris, plegmatis, dan melankolis.

Saya mau cerita pertemuan saya dengan buku ini.
Awalnya saya mengikuti sebuah pelatihan. Nah, di pelatihan itu, pembicara menyinggung tentang karakter manusia berdasarkan golongan darah. Buat saya ini sangat menarik.
Disimpulkan begini.
Orang yang bergolongan darah A cenderung sanguinis.
Yang bergolongan darah B cenderung melankolis.
Yang bergolongan darah O cenderung koleris.
Dan yang bergolongan darah AB cenderung plegmatis.

Golongan darah saya O, pemirsah ...
Nah, dicontohkan perilaku masing-masing dalam beberapa kejadian.
Misalnya,  menghadiri pertemuan.
Golongan darah A dan AB cenderung tepat waktu. O, seringnya terlambat. tidak bisa diandalkan. *gigit kuku*. Sedangkan B, jangan ditanya, biasanya masih di rumah atau dengan santainya bilang gak bisa datang. Eh, ini kata pematerinya lho.

Jadi, golongan darah A (sanguinis itu): serius, perfeksionis, keras kepala, kalau bicara apa yang terasa langsung keluar, tekun, suka bergosip.
B (melankolis) : periang, suka pamer, senang dipuji, berusaha menjadi nomor satu.
O (koleris) : fleksibel, mudah dipengaruhi, dicintai banyak orang, suka mendominasi pembicaraan, dermawan, cocok jadi pemimpin
AB (plegmatis) : cinta damai, pemalu, sensitif. Dan kata pembicaranya, kebanyakan orang yang indigo bergolongan darah AB. Entahlah ...

Yang menarik buat saya tentu saja golongan darah O. Sifat yang menggelitik adalah: mendominasi pembicaraan.
Sepulang dari pelatihan saya mikir agak lama. Ada benarnya juga sih  teori ini.
Pemirsah ... saya jadi bisa mengevaluasi diri saya. Saya tersadar, selama ini, setiap ada tamu yang datang ke rumah saya, pasti yang paling banyak berbicara itu adalah: SAYA. Sampai tamunya pamit, saya bingung, tadi ke sini keperluanya apa, ya. Parah, kan! Dan saya betah berlama-lama ngobrol dengan tamu saya.

Saya jadi teringat dengan salah satu mata kuliah yang dulu saya ikuti: Komunikasi Antar Pribadi. Saya dapat nilai A, pemirsah. Padahal dosennya seorang profesor. Dan saya tidak terlalu mengerti text book yang rata-rata berbahasa inggris. Ketika final test, saya cuma coba pahami pertanyaannya, kemudian saya jawab dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. #saaaah ... :D. Apa hubungannya dengan teori karakter di atas? Ada dong! Saya memang punya bakat berkomunikasi secara pribadi. Buktinya? Itu tadi, setiap ada tamu (kalau tamu biasanya kan gak rame) selalu yang mendominasi pembicaraan itu adalah saya. Apa karena saya memang orang melayu tulen yang memang suka mengobrol? Entahlah! :D

Seperti biasa, selesai pelatihan saya akan bagi-bagi cerita dengan teman-teman saya. Di antara mereka menyarankan saya membaca buku ini: Personality Plus. Makanya kemudian saya meminjamnya. #hadeuh gak modal.

Bagi saya, teori-teori itu bisa buat bahan evaluasi diri. Jika memang ada yang cocok dengan kita dan ternyata baik, perlu dipertahankan. Tapi jika sebaliknya, berusahalah untuk membuangnya.
Tapi pemirsah, saya kemudian melirik ke orang yang di samping saya. Suami saya juga bergolongan darah O. Sama meriahnyakah dia dengan saya ketika ada tamu? Tidak, pemirsah. Beda 180 derajat. So? :)

»»  baca selengkapnya ...

Laskar Pelangi Versi Saya

Beberapa hari yang lalu, saya membaca berita bahwa buku Laskar Pelangi menjadi Best Seller dunia! Wow!

Saya mau cerita pertama kali saya membaca buku ini. Yang memberi tahu saya adanya buku ini adalah sepupu saya, Faizah Fahmi. Dia tinggal di Pekan Baru.
"Kamu sudah baca buku Laskar Pelangi?" tanyanya ketika menelepon.
"Laskar Pelangi? Apaan tuh?" tanya saya polos. Kejadian ini kira-kira akhir tahun 2007 atau awal tahun 2008 kayaknya. Sementara buku ini pertama terbit tahun 2005. Amit-amit, ya! Saya tinggal di planet mana sebenarnya. Hehehe.

"Masa kamu gak tau? Tetralogi LP," kata Faizah lagi. Saya terdiam begitu Faizah menceritakan sedikit tentang isi bukunya plus siapa itu Andrea Hirata. Begitu dia selesai menelepon, saya SMS beberapa orang teman saya dengan pertanyaan yang sama.

"Kamu sudah baca buku LP?" isi SMS saya. Dan pemirsah, rata-rata mereka menjawab, sudaah .... Dan rata-rata punya bukunya. SMS saya teruskan:
"Pinjaaam ya, bukunya. Saya ambil sekarang!" Peminjam yang baik sekali saya, ya. 

Begitu buku sudah di tangan, langsung saya geber membacanya. Biasanya, jika buku kurang menarik, saya akan membacanya secara acak. Tapi sebaliknya, saya akan membaca dari awal sampai akhir dan biasanya lupa dengan dunia luar. Begitulah yang terjadi dengan buku LP ini. Di halaman awal saja saya sudah terpesona. Dan saya membacanya tanpa jeda, pemirsa. Buku ini tamat dalam satu tarikan nafas, hehehe. *lebay*

Apa yang menarik buat saya membaca buku ini? Pertama, cara penulisnya mengenalkan mereka-mereka yang kemudian dipanggil dengan Laskar Pelangi. Kedua, memaparkan kondisi alam  plus kebiasaan-kebiasaan dari masing-masing etnis yang ada di daerah Belitung. Ketiga, cara penyampaiannya indah. Untuk menyampaikan inti cerita, kadang penulis membawa pembaca ke sebuah kisah  unik yang tidak membosankan untuk diikuti. Keempat, pilihan katanya. Ada banyak bahasa latin yang digunakan untuk menyebut nama sebuah bunga atau tanaman. Dan itu menarik.

Selesai membaca buku ini, saya menelepon kakak perempuan saya. Dia berdomisili di kota Padang.
"Ni, ada buku bagus, nih! Cari, ya," kata saya sambil menceritakan beberapa bagian dari isi buku. Dan tahukah pemirsa? Kakak saya langsung mencarinya, membacanya dan gak sabar ketika Maryamah Karpov (seri keempat) belum juga terbit.

Ketika kakak saya membaca buku ini pertama kali, berkali-kali telepon saya berbunyi.
"Kenapa, Ni?" tanya saya.
"Keren!  Aku lagi baca LP. Aku jadi ingat teman-teman SMP dulu. Yang juara 1 pernah gak masuk sekolah. Hari itu guru matematikaku mengajarkan cara lain mengerjakan soal yang kami rasa sangat sulit. Besoknya, kami dites. Kamu tahu, temanku yang juara 1 itu juga bisa mengerjakannya. Seperti Lintang. Buku ini seperti mengisahkan kita anak-anak kampung yang sebenarnya pintar-pintar." Saya terdiam. Dalam hati saya mengiyakan. *dalam hati mengiyakan kalau saya pintar. halaah*

Telepon sering kali berdering ketika kakak saya sedang membaca Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karvof.
"Kenapa, Ni?" tanya saya.
"Haduh, sakit perut," katanya sambil menahan ketawa.

Ya, begitulah. Tetralogi buku ini mungkin sudah menghipnotis saya. Sampai anak saya yang sulung bertanya, "Kok, Ibu baca buku itu lagi?" Yang akhirnya membuat dia gak tahan untuk  ikut membaca. Terkadang sebelum tidur, mereka saya ceritakan sebagian dari isi buku ini. Anak-anak saya menyimak dengan semangat. Atau saya kemudian terbiasa melihat lirikan aneh suami saya begitu melihat saya ketawa membaca isi buku ini. 

Mengulang membaca, menangis lagi, ketawa lagi, mungkin baru kejadian ketika saya membaca buku-buku LP. Dan akhirnya ketika film-nya beredar di TV, penghuni rumah excited untuk menonton. Dan saya bertindak sebagai narator. Karena filmnya tidak persis sama dengan isi buku.

Terakhir, selamat buat Andrea Hirata yang sudah membuat harum nama Indonesia. *saya kapan, ya*





»»  baca selengkapnya ...

Senin, 18 Februari 2013

LOMBA
PENULISAN
DAHARA PRIZE
AWAKEN OUR CHILDREN
Membangun Karekter Anak Melalui Cerita
Anak adalah orangtua di masa depan. Penerus generasi, dan pemegang amanat peradaban. Periode kanak-kanak merupakan masa penanaman yang amat menentukan kualitas seorang manusia. Sedangkan penanaman terbaik dan paling efektif, ternyata melalui cerita. Untuk itu kami membuka sayembara untuk Anda yang mencintai anak-anak, yang mewujudkan cintanya dalam sebuah karya. Kami mengharapkan karya-karya, dengan kualifikasi:
- Memiliki ruh spiritualitas, motivasi, edukasi, dan inspirasi
- Tidak menyinggung SARA
- Bahasa anak dengan sistematika sederhana
- Berbentuk cerita; Anda bisa memilih dongeng anak, novel anak, cergam, panduan belajar untuk anak (dalam format cerita), atau ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk anak (dalam format cerita).
- Sangat dianjurkan untuk disertai ilustrasi,
Kriteria pemenang didasarkan pada isi yang ada di dalamnya, dan juga aspek kebahasaan yang ada dalam bentuk tulisannya.

  • Juara 1 mendapatkan uang Rp. 3.000.000,00
  • Juara 2 mendapat uang Rp. 2.000.000,00
  • Juara 3 mendapat uang Rp. 1.000.000,00

Masing-masing pemenang, karyanya akan diterbitkan, mendapat cenderamata khas Dahara dan paket buku spiritual Dahara.
Naskah ditulis dalam format word, ukuran A4 spasi 1,5 , font Times New Roman 12, margin kanan, kiri, atas, bawah, sama 2,5 cm, 25-50 halaman. Kirimkan naskah Anda ke emaileditordahara@gmail.com, dilengkapi surat pernyataan keaslian naskah, foto diri dan profil singkat, beserta no HP dan alamat lengkap.
Naskah Anda kami terima paling lambat 6 Juni 2013.
Pengumuman Pemenang Sayembara 6 Agustus 2013.
NB: Boleh mengirim lebih dari satu naskah. Naskah yang layak, meskipun bukan pemenang, bisa kami terbitkan.
--Good Luck!--

http://daharaprize.com/index.php/component/content/article/2-info-editor/15-lomba-penulisan-berhadiah-jutaan
»»  baca selengkapnya ...

Sabtu, 02 Februari 2013

Sirah Shahabiyah: Teladan Buat Anak

Menceritakan sirah kepada anak-anak memang kesukaan saya. Kesukaan ini karena saya memang sukaa sekali dengan sirah. Sirah Nabi, sirah rasul, para sahabat, sahabiyah, selalu tidak habis untuk diceritakan.

Awalnya, saya ingin sekali menulis tentang sirah sahabiyah untuk anak-anak. Harapan saya tentu saja supaya anak-anak mengenal siapa itu Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Asma, Fatimah, dll. Mereka juga bisa meneladani  sifat-sifat baik yang dimiliki para sahabiyah ini. Dan ini semua berangkat dari keprihatinan. Ketika dalam sebuah acara anak-anak, saya dan teman-teman membuat kuis, sebagian dari mereka tidak tahu dengan para sahabiyah ini.

Kemudian saya ajukan proposal ke Gema Insani. Alhamdulillah direspon dengan baik. Dan ada masukan dari editor. Diharapkan saya menuliskannya dengan menambahkan kisah sehari-hari. Saya kemudian mengirimkan naskah jadi seri pertama: Khadijah. Setelah beberapa kali revisi, akhirnya  pola penulisannya pun disetujui.

Di buku Khadijah diceritakan di sebuah sekolah akan diadakan acara Market Day. Sarah, salah seorang murid di sekolah itu, ditunjuk sebagai salah seorang ketua kelompok. Namun, teman-teman Sarah meragukan kemampuan Sarah menjadi ketua. Pertama, Sarah perempuan. Kedua, Sarah kurang bisa berhitung. Olok-olokan temannya ini sempat membuat Sarah tidak percaya diri. Untunglah Pak Guru punya resep buat Sarah. Apa resep dari Pak Guru? Lanjutkan membacanya, ya! Hehehe. Seperti itulah kira-kira buku sahabiyah yang terdiri dari 10 seri ini. Jika ada yang berminat silakan inbox saya, langsung pesan ke Gema Insani, atau langsung meluncur ke tobuk terdekat.











»»  baca selengkapnya ...
»»  baca selengkapnya ...